'Kenapa harus begini?' Kita saling bertanya seolah tidak pernah sadar, yang terjadi sekarang adalah akibat yang kita pertahankan.
Kita berantakan, dan benar, yang tersisa hanya tangis yang bersembunyi di balik senyum 'tidak apa-apa', dan sejumlah besar penyesalan.
Tidak ada yang tersisa, sayang. Kecuali penyesalan-penyesalan, yang entah mengapa baru datang sekarang.
Ini bukan lagi tentang siapa benar dan siapa salah. Tapi tentang apakah benar ini yang terbaik buat kita. Buatku, buat kamu.
Kita yang dulunya aku dan kamu, kini berubah menjadi aku dan egoku, lalu kamu dan semua pikiran-pikiran kamu. Kita terpisah.
Sungguh janggal rasanya ketika dua tangan kita yang biasa saling menggenggam, harus sama-sama melambai dan mengucapkan salam perpisahan.
Mungkin hal-hal paling penting dalam hidup kamu sudah mulai bergeser, dan pelan-pelan, aku sudah berada di luar urutannya
Kita berantakan, dan benar, yang tersisa hanya tangis yang bersembunyi di balik senyum 'tidak apa-apa', dan sejumlah besar penyesalan.
Tidak ada yang tersisa, sayang. Kecuali penyesalan-penyesalan, yang entah mengapa baru datang sekarang.
Ini bukan lagi tentang siapa benar dan siapa salah. Tapi tentang apakah benar ini yang terbaik buat kita. Buatku, buat kamu.
Kita yang dulunya aku dan kamu, kini berubah menjadi aku dan egoku, lalu kamu dan semua pikiran-pikiran kamu. Kita terpisah.
Sungguh janggal rasanya ketika dua tangan kita yang biasa saling menggenggam, harus sama-sama melambai dan mengucapkan salam perpisahan.
Mungkin hal-hal paling penting dalam hidup kamu sudah mulai bergeser, dan pelan-pelan, aku sudah berada di luar urutannya
Posted in: 
